Lombok Tengah – Kondisi kawasan hutan di NTB, tidak terkecuali di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) tak bisa dipungkiri sudah sangat memprihatikan. Sehingga upaya-upaya mengembalikan kondisi hutan harus lebih diintensifkan. Dengan melibatkan semua elemen, tidak bisa kemudian hanya mengandalkan peran pemerintah saja. Demikian ditegaskan Bupati Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., Minggu (10/10) kemarin.
Saat membuka kegiatan “Lombok Tengah Menanam” yang dilaksanakan Persatuan Wartawan Lombok Tengah (PWLT) bersama Yayasan Duta Lingkungan NTB, di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, Pathul mengatakan mengembalikan kondisi hutan perlu gerakkan bersama serta harus intens dilaksanakan. Mengingat kondisi hutan didaerah ini yang sudah begitu memprihatinkan.
Diakuinya, hampir setiap tahun sekitar 650 ribu hektar hutan di Indonesia rusak oleh tangan orang-orang tak bertanggung jawab. Hal yang tidak dipungkiri juga terjadi di NTB, termasuk di Loteng. Dampaknya pun mulai dirasakan. Dengan terjadinya berbagai bencana alam, seperti longsor hingga banjir.
Tidak hanya itu, dari sisi iklim kerusakan hutan juga telah memicu peningkatan suhu bumi sekitar 1,1 derajat pertahun. Sehingga kalau tidak segera dilakukan upaya penyelamatan dan pengembalian kondisi hutan, melalui reboisasi kawasan hutan dengan melakukan penghijauan, maka dampak buruk kerusakan hutan bakal semakin parah dirasakan dimasa yang akan datang.
“Yang paling dirasakan juga ialah hilangnya sumber-sumber mata air didaerah ini. Akibat hutan yang gundul, banyak mata air yang debit airnya menurun, bahkan hilang. Akibatnya, masyarakat mulai kesulitan memperoleh air bersih,” imbuhnya. Jadi upaya pengelamatan kawasan hutan sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom. Melihat kenyataan itu, pemerintah provinsi sejak beberapa tahun terakhir intens melakukan gerakkan penghijauan. Terutama dikawasan hutan dan sumber-sumber mata air. Melalui program NTB Hijau.
Tapi tentu upaya tersebut tidak akan bisa maksimal tanpa dukungan dari elemen masyarakat lainnya di daerah ini. Karena bagaimanapun juga, kalau hanya pemerintah jelas tidak akan mampu. “Memang harus ada gerakkan bersama. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan satu pihak saja,” tandasnya.
Pada kegiatan tersebut ada seribuan pohon yang ditanam. Kebanyaknya pohon buah, seperti Manggis dan Durian. Ditambah beberapa jenis pohon buah lainya. Ada juga pohon beringin yang memang cocok ditanam dikawasan hutan, karena mampu menahan tanah dari potensi degradasi lahan.
“Pohon beringian banyak kita tanam, lantaran bisa menampung air lebih banyak dari pohon lainnya. Sehingga saat tepat kalau ditanam di daerah sumber-sumber mata air,” tambah Ketua Yayasan Duta Lingkungan Hidup, Samsul Hadi. (LM01)