Lombok Tengah – Calon Bupati Lombok Tengah H. Ruslan Turmuzi membocorkan sedikit visi dan misinya jika terpilih menjadi Bupati Lombok Tengah 2024-2029 nanti.
Salah satunya adalah menjadikan Lombok Tengah menjadi daerah otonomi baru. Bukan tanpa alasan, Ruslan membeberkan bahwa Lombok Tengah memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.
“Lombok Tengah ini menjadi mercusuar NTB, tetapi sangat miris dan anomali ketika melihat potensi yang ada objek vital negara itu ada di Lombok Tengah tetapi kita tidak mampu menghadirkan masyarakat kita yang indeks kebahagiaan sampai hari ini anjlok, banyak sekali parameter disini,” beber Ruslan yang ditemui di Posko Pemenangan Ruslan-Normal beberapa waktu lalu.
Menurut Ruslan, dirinya tidak sembarangan mengklaim tentang permasalahan yang ada di Lombok Tengah, melainkan dirinya berbicara data yang ada.
“Berbicara tentang indeks pembangunan manusia, kemiskinan Lombok Tengah itu terpuruk. Sebagai catatan penting, kita sebagai masyarakat Lombok Tengah, ini sebelum ada otonomi daerah Lombok Tengah ini menjadi pilot projek otonomi daerah di jaman orde baru. Apa hasilnya sampai hari ini? Itulah yang terjadi,” lanjut Ruslan.
Hal tersebutlah yang kemudian membuatnya tergugah dan mantap untuk membangun Lombok Tengah dengan ikut mencalonkan diri menjadi orang no satu di bumi Tatas Tuhu Trasna.
“Menghadirkan pemimmpin yang inovatif, yang tidak hanya mengandalkan ASN. ASN ini sedikit dikit dipungut, sedikit dikit dibebankan itu tidak mendidik,” jelasnya.
Padahal, kata Ruslan, kalau melihat potensi Lombok Tengah itu luar biasa. Dia menilai, tidak ada satupun daerah di NTB ini yang memiliki super prioritas pariwisata yang namanya Mandalika selain di Lombok Tengah.
“Tidak ada satupun Kabupaten di NTB ini yang mempunyai Angkasa Pura, tapi apa kontribusi mereka terhadap Lombok Tengah?” Tanya dia.
“Sehingga, Insyaallah ketika kami terpilih (Ruslan-Normal) diberikan amanah oleh masyarakat, maka semua akan kita optimalkan,” tegasnya.
Ruslan-Normal pun berkomitmen untuk meningkatkan PAD Lombok Tengah menjadi 500 Milliar, dan jika dirinya terpilih nanti namun targetnya tidak tercapai, maka dirinya bersedia untuk mundur dari Kursi Bupati.
“Kalau kami tidak mampu meningkatkan PAD sampai 500 miliar, kami berhenti jadi Bupati, untuk apa?. Jadi secara ekonomi itu dikatakan return on investasi, teturn on egrity, jadi setiap investasi itu harus ada imbal baliknya jangan kita membangun-membangun saja tanpa ada pemeliharaan,” tegasnya lagi.
Ruslan pun menyinggung pembangunan di Lombok Tengah yang diklaimnya jalan ditempat.
“Terkait pemerintahan di Lombok Tengah, sampai hari ini jalan ditempat, kalau dibandingkan dengan 10 Kabupaten kota di NTB mestinya Lombok Tengah ini nomor 1, baik dari sisi PAD, indeks kebahagiaan, indeks pembangunan, gili rasio semuanya. Tingkat kemiskinan kita 14,5 persen dari jumlah penduduk. Bagaimana kita hidup?,” katanya.
“Oleh karena itu, kami bersama tim ini membangun desa menata kota, jadi desa ini yang dibangun baru kita menata kota praya,” tandasnya.
Ruslan menyampaikan bahwa Lombok sendiri akan menjadi Provinsi, dia menerangkan bahwa dirinya ikut membentuk agar NTB menjadi dua provinsi saat ia masih duduk di Kursi DPR selama lima periode.
“Lombok ini akan menjadi provinsi Pulau Lombok, ini tinggal moratorium saja, karena saya yang bahas itu, NTB akan menjadi 2 provinsi,” imbuhnya.