Lombok Tengah – Pekerjaan jalan pertanian di Jurang Batu kembali menjadi sorotan setelah ditemukan berbagai dugaan penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Salah satu yang paling mencolok adalah dugaan ketebalan rabat beton yang seharusnya mencapai 15 cm, namun di lapangan hanya mencapai 10 cm.
Lebih parahnya lagi, kualitas beton yang digunakan jauh di bawah standar spesifikasi yang disyaratkan, mengakibatkan kekuatan jalan yang rapuh dan mudah rusak.
Hal ini sangat memprihatinkan mengingat proyek ini baru saja mencapai tahap Provisional Hand Over (PHO), namun hasil pekerjaannya sudah menimbulkan banyak masalah.
Selain itu, beberapa ruas jalan usaha tani yang seharusnya sudah selesai dikerjakan ternyata belum tersentuh sama sekali.
Data menunjukkan bahwa dari total beberapa kilometer yang direncanakan, masih banyak ruas yang terbengkalai.
Tak hanya itu, saluran air yang seharusnya dibeton dengan kualitas tinggi justru dikerjakan dengan mutu rendah.
Ironisnya, bagian-bagian beton yang keropos hanya ditutupi dengan cara diplester dan di aci, sebuah solusi murah yang jelas tidak sesuai dengan harga satuan yang telah dianalisis.
Proyek ini merupakan bagian dari Paket Revitalisasi Jaringan Tersier di Jurang Batu yang dikerjakan oleh Satuan Kerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Nusa Tenggara I Provinsi NTB dengan pagu anggaran sebesar Rp. 17 Miliar.
Kontraktor pemenang tender, PT. Sahabat Karya Sejati, yang beralamat di Jl. AP Pettarani Komp Pettarani Centre Blok A/12 Makassar, diduga telah melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
M. Ilham Habibi, aktivis sekaligus Koordinator Bidang Hukum Himpunan Mahasiswa Tatas Tuhu Trasna (Himasta) Lombok Tengah, juga turut menyoroti masalah ini.
Ia menyatakan bahwa proyek ini seharusnya menjadi contoh transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik.
Namun, kenyataannya justru sebaliknya, dengan berbagai ketidaksesuaian yang mencolok dari standar yang telah ditetapkan.
“Proyek ini baru saja mencapai tahap PHO, namun sudah menunjukkan berbagai masalah yang sangat fundamental. Ini bukan sekadar kelalaian teknis, tetapi juga mengindikasikan adanya potensi pelanggaran hukum yang serius,” katanya.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan audit menyeluruh dan mengambil tindakan hukum terhadap semua pihak yang terlibat,” tegas Ilham Habibi.
Kondisi ini jelas merugikan masyarakat sekitar yang mengandalkan jalan ini untuk aktivitas pertanian mereka.
Potensi kerugian semakin besar mengingat jalan dan saluran ini adalah bagian vital dari infrastruktur pertanian di Jurang Batu.
Pihak berwenang diharapkan segera mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang tidak sesuai standar ini, terutama mengingat proyek ini baru mencapai tahap PHO namun sudah menunjukkan banyak masalah yang dapat berpotensi merugikan masyarakat dan negara.