LintasMandalika.com Mataram – Tokoh Hindu NTB dan Laskar NTB melakukan pertemuan, Rabu (12/5/2021), untuk membahas soal adanya warga Kota Mataram yang berstatement kontroversi di media sosial. Tak ayal statement itu menuai hujatan netizen.
Diberitakan oleh media online, seorang warga yang adalah notaris di Kota Mataram, Lombok, membuat heboh lantaran status diduga menghina almarhum Ustad Tengku Zulkarnain.
Melalui Facebook, akun bernama Ni Putu Rediyanti Shinta itu mengunggah tulisan yang diduga menghina almarhum Ustad Tengku Zulkarnain.
“Syukurlah… Satu persatu perusuh bangsa tersingkirkan. Entah wafat atau dipenjara. Yg wafat akhirnya ketemu deh sm ribuan bidadari syurga nya,” tulis Ni Putu Shinta, Senin (10/5/2021) lalu.
Tulisan tersebut membuat masyarakat Lombok marah. Status tersebut dinilai memicu perpecahan di Lombok yang telah dikenal ramah dan damai.
Menyikapi hal tersebut,Ketua Umum Laskar NTB, H. Agus Setiawan, mewakili keluarga besar NTB mengatakan terkait hal tersebut sudah diserahkan penanganan kasusnya ke Polres Kota Mataram.
“Pada intinya kita tidak ingin ada oknum atau pihak-pihak yang memecah belah persatuan dan kedamaian yang ada selama ini di NTB, khususnya di Lombok,” tandasnya.
Mengenai pertemuan dengan tokoh-tokoh Hindu, semua memiliki pemikiran yang sama, ingin keharmonisan dan kedamaian tetap terjaga. Bahwa jika ada pihak-pihak yang mencoba ingin memperkeruh suasana, mereka siap berada di depan untuk menjaga kedamaian.
“Sungguh bahwa ini benar-benar perbuatan individu, perbuatan pribadi, bukan perbuatan yang berdiri di atas nama agama,” tegas Agus Setiawan seraya menyerahkan penanganan kasus ini ke pihak kepolisian.
Sementara itu, salah satu Tokoh Hindu di NTB, Gede Wenten, mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan Ni Putu Shinta itu adalah perbuatan pribadi dan menyatakan proses hukum harus dijalankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kepolisian harus mengambil tindakan untuk menyelesaikan persoalan ini. Kami sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh rekan kami. Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua. Ini terakhir. Dan, kami akan mengimbau agar tidak main-main dengan media sosial. Karena efeknya bisa menjadi persoalan nasional, tidak daerah,” tegas Gede Wenten.
Gede Wenten mengapresiasi kehadiran Ketua Umum Laskar NTB yang telah hadir melakukan pertemuan dan memutuskan langkah-langkah bijaksana untuk menyelesaikan persoalan ini. “Yang pasti, jangan sampai mengganggu kenyamanan dan keamanan di NTB,” tandasnya.
Sedangkan Komang Rena, Sekretaris Parisada Hindu NTB, mengatakan sangat menyayangkan statement seperti itu di media sosial. “Kami seringkali mengimbau agar media sosial digunakan untuk hal-hal baik,” katanya seraya menambahkan sangat mengapresiasi langkah Laskar NTB yang menginisiasi pertemuan ini dengan cepat.
“Untuk statement di media sosial itu, itu adalah perbuatan pribadi. Bukan perbuatan yang mengatasnamakan agama organisasi. Yang pasti, kami sangat menyayangkan hal tersebut terjadi,” katanya seraya menekankan mereka selalu menjaga kerukunan.
Pertemuan tersebut digelar di kediaman Gde Wenten, Patemon Cakranegara Mataram dan dihadiri seluruh organisasi Hindu NTB, pukul 14.00 Wita. Yang hadir diantaranya perwakilan dari PHDI Provinsi NTB, PHDI Kota Mataram, Prajaniti NTB, Prajaniti Lobar, KMHDI Provinsi NTB, Puskor NTB, Peradah NTB dan Lobar, PCM serta APN dan yang lainnya.
Mereka bertemu dengan Laskar NTB yang telah melaporkan “N” ke Polda NTB dan telah sepakat membangun keharmonisan antar umat beragama dan siap meredam gejolak yang terjadi di masyarakat sebagai garda terdepan untuk keamanan bersama.