Lintasmandalika.com – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, mulai menggerakkan langkah konkret dalam program nasional Tiga Juta Rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Melalui kegiatan sosialisasi yang digelar di ballroom Kantor Bupati Lombok Tengah, Senin, (03/11/2025) pemerintah daerah menegaskan komitmen untuk membangun rumah rakyat secara gotong royong sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kegiatan ini untuk mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Pathul di hadapan para kepala desa, Babinsa, dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) yang hadir.
Menurutnya, persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi tantangan menahun yang hingga kini belum tuntas.
Pathul menyoroti lemahnya akurasi data yang sering kali membuat penanganan RTLH tidak tepat sasaran.
“Selama ini laporan yang masuk sering hanya menyorot bagian rumah yang rusak, bukan kondisi utuh di lapangan. Akibatnya, data menjadi tidak akurat,” ujarnya.
Berdasarkan data sementara, jumlah rumah tidak layak huni di Lombok Tengah mencapai sekitar 16 ribu unit, tersebar di 154 desa pada 12 kecamatan.
Angka itu, kata Pathul, menjadi dasar penting untuk mempercepat implementasi program nasional tersebut.
“Total RTLH itu sebanyak 16 ribu. Karena itu, kami minta agar pendataan benar-benar dilakukan secara menyeluruh, agar tidak ada masyarakat yang terlewat,” sambungnya.
Program Tiga Juta Rumah sendiri merupakan program prioritas nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menitikberatkan pada penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain aspek sosial, program ini juga diharapkan menjadi penggerak baru bagi sektor konstruksi dan ekonomi daerah.
Bupati Pathul menegaskan pentingnya gotong royong dalam pelaksanaan program tersebut.
Ia mengingatkan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh partisipasi aktif masyarakat dan sinergi lintas sektor.
“Program ini bukan sekadar membangun rumah, tetapi membangun harapan. Karena itu, kita harus pastikan data akurat, agar manfaatnya benar-benar dirasakan rakyat,” ucapnya.