Lombok Tengah – lintasmandalika.com Efek dari meninggalnya bayi LMZ yang masih berusia empat bulan lantaran diduga telat penanganan, berbuntut demo yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Peduli Kemanusiaan di kantor Bupati Lombok Tengah 17/10/22 siang.
Dalam demo tersebut salah satu orator yang sempat berorasi sempat menyebut Tenaga Kesehatan (nakes) sebagai babu.
“pelayanan dan pengobatan dari dokter,mengharapkan pelayanan dari para pelayan,para babu di rumah sakit yang hari ini menganggap dirinya saya hanya seorang raja saya ini seorang penguasa yang harus mereka yang ditunggu waktunya oleh kita-kita semua kawan-kawan” ujarnya dalam orasi.
Hal tersebut ternyata terekam di sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Hingga tagar #saveBABU pun menggema.
Seperti salah satu postingan dari akun Facebook N***** J mengatakan “dulu masih ada corona, tenaga Kesehatan jadi garda terdepan, sekarang jadi BABU …seandainya gak mikir capeknya kuliah dulu,yak pensiun bae jari perawat (mau pensiun saja jadi perawat), ndek yak periduk gaji Rp 500.000 (tidak mengharapkan gaji rp 500.000)” bunyi postingannya.
Postingan lain juga mengatakan “alangkah eloknya apabila kata babu itu diganti dengan sebutan pelayan masyarakat”
Salah satu perawat yang tidak ingin disebutkan namanya, yang bekerja di sekitar Lombok tengah juga ikut bersuara.
“miris dan sangat melukai kami,kata-kata yang tidak seharusnya di lontarkan kepada kami yang bekerja untuk kemanusiaan,kami merasa tidak dihargai dengan kata-kata tersebut” ujarnya via pesan Whatsapp 17/10/22 malam.
Diketahui pada hari yang sama, Bupati Lombok tengah Lalu Pathul Bahri Sip, melakukan silaturrahmi ke keluarga LZM.