Lombok Tengah – Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah (Loteng) mengatakan Kabupaten Lombok Tengah telah memiliki 34 Desa Tangguh Bencana (Destana).
“Saat ini desa tangguh bencana sudah terbentuk di Kabupaten sejumlah 34 Destana. Itu sudah melebihi target dari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Lombok Tengah yang menargetkan pada tahun 2023 sebanyak 23 destana yakni desa tanggap bencana.” Kata Gabus sapaan akrabnya saat apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN), Jumat, 26 April 2024.
Apel HKBN itu sendiri berlangsung di Desa Persiapan Awang, Kecamatan Pujut dan di hadiri unsur TNI-Polri, Polisi Pamong Praja (Pol PP), Pemadam Kebakaran, PMI, Praja IPDN dan masyarakat.
Pada kegiatan itu Gabus juga menyampaikan bahwa Apel yang dilaksanakan hari ini dalam rangka memperingati hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang serentak di gelar di Indonesia.
Dikatakannya, bencana ini tidak ada orang yang mengharapkannya datang, tapi manakala bencana datang maka harus di tangani.
“Kita harus siapkan diri kita untuk menghadapinya,” tegas dia.
Gabus menekankan, penanganan bencana bukan saja menjadi urusan pemerintah saja. Melainkan urusan dan tanggung jawab semua pihak.
“Bencana bukan saja urusan pemerintah tapi bencana tanggung jawab kita semua ,sebagai aparat, masyarakat bersatu padu untuk menangani bencana.” Ujarnya.
Bencana tsunami sudah terjadi di awang pada tahun 1977. Kemudian bencana gempa tahun 2018. Banyak warga terdampak dan tidak sedikit korban jiwa.
Mengantisipasi hal itu, maka BPBD Loteng rutin melaksanakan mitigasi bencana di daerah rawan bencana dengan melaksanakan simulasi.
“Terkait dengan hal itu, maka BPBD berkoordinasi dengan semua jajaran yang terkait selalu membekali diri, selalu mempersiapkan diri dengan mengadakan simulasi simulasi di berbagai tempat dengan membuat desa tangguh bencana dibeberapa tempat.” Kata dia.
Disisi lain dia juga mengaku sudah memasang beberapa alat warning system di beberapa titik di wilayah Lombok Tengah guna peringatan dini tsunami.
“Untuk mengantisipasi tsunami kita sudah memamasang alat warning system yang setiap tanghal 26 setiap bulan itu akan dibunyikan dan sekarang untuk memenuhi itu kita akan memasang 3 lagi untuk dipasang di daerah Selong Belanak, Gerupuk dan desa awang sendiri. Karena apa, karena daerah sepanjang pantai ini banyak dikunjungi wisatawan sehingga kita wajib hukumnya dari awal kita berikan tanda tanda untuk keselamatan.” Pungkasnya.