Lombok Tengah – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI), Andi Amran Sulaiman beberkan penyebab kelangkaan pupuk selama ini.
Pada acara Gerakan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan di Kantor Bupati Lombok Tengah, Kamis (25/1/2024) Mentan mengatakan, penyebab terjadinya penurunan jumlah pupuk yang berujung kelangkaan disebabkan akibat harga bahan baku yang terus meningkat.
Selain itu juga disebabkan karena terjadinya perang Rusia melawan Ukraina dan karena COVID-19.
Dijelaskannya, penanganan COVID-19 pada tahun 2019 lalu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Sehingga kata Mentan, pemerintah terpaksa melakukan recofusing seluruh anggaran yang berdampak pula ke sektor pertanian. Seperti pengurangan jumlah pupuk.
”Jumlah pupuk yang dulu jumlahnya 9,5 juta ton, menurun terakhir ke 4,7 ton yang artinya penurunan sudah separuh. Itu faktanya sekarang, semakin menurun,” ungkap Mentan.
Namun, dengan peningkatan ekonomi Indonesia yang sudah membaik, pemerintah pusat telah menambahkan anggaran pengadaan pupuk sejumlah Rp 14 triliun.
”Presiden tambahkan Rp 14 triliun, semua ditambahkan karena ekonomi sudah mulai membaik,” katanya.
Terkait kegiatan Gerakan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan ini, Andi membantah jumlah kelompok petani menurun. Faktanya, jumlah kelompok tani naik 8,4 persen.
Dia mengatakan, yang menurun adalah jumlah kelompok tani perorangan. Hal itu disebabkan karena semakin canggihnya teknologi yang menyebabkan panen pada lahan seluas 1 hektar saat ini bisa dilakukan satu orang saja jika menggunakan mesin.
”Itu artinya transformasi dari pertanian tradisional ke modern berhasil,” ujar Menteri Pertanianitu.
Andi membenarkan memang terjadi penurunan jumlah lahan pertanian di Indonesia. Tetapi, hal itu bisa diatasi dengan food estate, karena food estate bisa bertahan lama.
Jadi, menurut Andi, solusi ketahanan pangan ke depan adalah food estate.
”Karena food estate bisa bertahan untuk seribu tahun ke depan. Untuk anak cucu kita,” imbuhnya.