LOMBOK TENGAH, NTB – Kebutuhan air bersih masih menjadi persoalan di tengah masyarakat, khususnya di Dapil IV (Praya Barat-Praya Barat Daya).
Masyarakat di beberapa wilayah, seperti di Dusun Jontlak dan Dusun Remitan Desa Mangkung, Desa Batujai, Desa Banyu Urip dan Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat, serta Desa Serage Kecamatan Praya Barat Daya masih membutuhkan pembangunan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Hal itu kembali disuarakan oleh masyarakat saat menghadiri reses Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) Fraksi PKB, HL. Sarjana SH.
Dimana pada reses kali ini, pembangunan sumur bor masih mendominasi.
“Memang sebagian besar masyarakat, sumber air bersihnya dari PDAM. Tapi mereka mengeluhkan pelayanan yang kurang memuaskan. Bahkan kebutuhan air bisa tidak terpenuhi sampai berminggu-minggu, namun pembayaran dan denda tetap jalan,” kata HL. Sarjana saat dikonfirmasi, Senin 27/6.
Sarjana menekankan, kebijakan untuk menaikkan tarif harus benar-benar dikaji terlebih dahulu. Sebab, menurutnya kebijakan ini belum tepat. Takutnya malah nanti menimbulkan kesan negatif di tengah masyarakat.
“Bayangkan saja, saat ini pelayanan belum maksimal. Malah tarif mau dinaikkan begitu saja. Seharusnya hal ini harus melalui kajian dan evaluasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Oleh sebab itu, melalui wakil rakyat yang ada di dapilnya, masyarakat menginginkan agar persoalan air bersih ini bisa disampaikan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng, agar segera melakukan pembenahan terhadap pola pelayanan PDAM.
Tujuannya agar pelayanan bisa berjalan dengan maksimal, serta bisa memenuhi kebutuhan pelanggan secara merata.
“Saat ini masyarakat sudah mendapatkan informasi jika pihak PDAM akan menaikkan tarif. Namun hal itu sah-sah saja selama pelayanan ke pelanggan berjalan dengan baik,” tegasnya.
Sebab, menurut sarjana, jika melihat dari kondisi yang ada di lapangan, kebutuhan air bersih bagi masyarakat memang tidak bisa sepenuhnya mengandalkan air PDAM. Sehingga solusi yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan membangunkan sumur bor di beberapa titik yang masih kekurangan suplai air bersih.
“Mudah-mudahan apa yang menjadi harapan masyarakat ini bisa terealisasi kedepannya. Kalau memang bisa diatasi oleh pokir, kenapa tidak kita laksanakan itu,” tandasnya.
Disamping itu juga, selain masalah kebutuhan air bersih, masyarakat juga menginginkan pembukaan dan perbaikan jalan usaha tani.
“Di wilayah Praya Barat-Praya Barat Daya masih banyak petani yang kesulitan mengakses hasil panen. Khususnya, saat memasuki musim hujan. Karena hampir sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani,” tutupnya.