Mandalika – Lombok Tengah sukses menjadi tuan rumah gelaran balap dunia bergengsi motoGP, namun salah satu hal yang menjadi momok yang masih dibicarakan banyak penonton adalah terkait kemacetan dan angkutan untuk penonton.
Bagaimana tidak, banyaknya penonton yang mengeluhkan kemacetan bahkan sampai ada yang tidak sempat menonton karena masih terjebak macet ketika race berlangsung membuat banyak penonton kecewa. Lalu bagaimana pemerintah mengatasi hal tersebut di ajang internasional lainnya?
Mentri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno dalam jumpa pers di Media Center Indonesia (MCI) setelah balapan motoGP usai 20/3/22 mengatakan akan mengevaluasi pengelolaan lalu lintas di Mandalika.
“Evaluasi pertama mengenai traffic management yaitu pengelolaan lalu lintas termasuk penyediaan penambahan tempat parkir dan tambahan infrastruktur jalan termasuk tambahan trowongan tribun,karena kalau cuma satu sangat terasa dampaknya terhadap penumpukan kendaraan” jelasnya.
Pria yang akrab disapa bang Sandi itu pun akan mengarahkan tim untuk belajar sedari awal untuk melakukan evaluasi dan harus dapat memberikan informasi secepat mungkin.
“Kita belajar dari sekarang, tentunya tim sedang melakukan evaluasi, harus juga mampu memberikan informasi lebih awal, dari segi pengaturan keberangkatan dan kepulangan penonton” lanjutnya.
Bang Sandi pun ternyata sempat melihat langsung kemacetan yang terjadi, dimana kendaraan pribadi mendominasi kemacetan tersebut.
“Memang sudah pakai shuttle tapi yang banyak tadi puluhan kilometer macet itu adalah mobil pribadi saya liat, jadi kita harus lebih gencar melakukan sosialisasi, ini kemudian menjadi catatan kita, tentunya saya mohon maaf atas nama pemerintah bagi yang terjebak macet.
Bang Sandi yang sering menonton balapan di luar negeri seperti amerika, eropa dan asia pun mengatakan bahwa diluar negeri pun ketika event yang serupa berlangsung,terjadi pula kemacetan, sama halnya dengan yang terjadi ketika event motoGP Mandalika.
“Sepengetahuan saya karena saya sering juga menonton race di luar negeri seperti eropa, amerika dan asia memang hampir setiap race itu memang seperti itu, oleh karena itu disetiap race diadakan kegiatan-kegiatan musik, kegiatan kuliner maupun UMKM untuk memecah konsentrasi orang yang pulang, untuk keberangkatan dan kepulangan, tentunya ini menjadi catatan kita agar sama-sama kita perbaiki untuk event-event internasional selanjutnya” pungkasnya sembari mengucapkan terimakasih.