LOMBOK TENGAH – Masyarakat lombok tengah khususnya warga Desa Kute Kecamatan Pujut saat ini sedang berpesta dengan adanya event internasional WSBK, pasalnya warga kecipratan manisnya buah dari event bergengsi yang berhasil mendatangkan banyak wisatawan ke daerah yang terkenal memiliki budaya adat yang unik serta pantai-pantainya yang sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Pedagang-pedagang kecil maupun pengelola hotel berbahagia karena akhirnya banyak wisatawan yang datang.
Namun Camat Pujut Lalu Sungkul yang ditemui di kediamannya Sabtu 20/11/21,menyayangkan adanya oknum-oknum yang membuat ulah yang mengatasnamakan masyarakat yang kemudian membentangkan spanduk terkait lahan bertuliskan “WSBK Lancar, Tanah Harus Dibayar” karena menurutnya itu melukai hati masyarakat yang justru sedang “berpesta” dari apa yang sudah pemerintah lakukan untuk mensukseskan event ini. Karena menurutnya itu adalah perbuatan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan masyarakat demi kepentingan kantong pribadi.
“Saya jamin 99 persen warga pujut khususnya Kute sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk membangun perekonomian lewat pembangunan sirkuit, dan sekarang masyarakat sedang ber euporia dengan diselenggarakannya event internasional yang mana tidak semua negara mendapatkan kesempatan ini, karena warga pujut khususnya kute sangat mendapatkan dampak positifnya, untuk yang membentangkan spanduk kemarin itu sangat tidak pantas dan memalukan, karena itu hanya segelintir orang yang memanfaatkan dan mengatasnamakan warga untuk kepentingan kantong pribadi mereka” ujarnya tegas.
Untuk permasalahan lahan, Lalu Sungkul selaku tokoh dan Camat Kecamatan Pujut sangat paham seluk beluk dan tetek bengek dari histori tanah yang diklaim tersebut. Dimana yang mengaku memiliki lahan yang belum dibayar di lintasan sirkuit adalah tidak benar, karena dirinya sendiri mengetahui bahwa tanah enclave yang dibutuhkan untuk lintasan sirkuit adalah 10 Hektar dan sudah dibayarkan.
“Tanah enclave yang dibutuhkan hanya 10 hektar, dan 6 hektarnya sudah dibayarkan oleh kemetrian pariwisata dan sisanya dibayarkan dari sumber lain. Adapun lahan dari tanah tersebut sudah clean and clear, saya berani bicara begini karena saya menjadi saksi dan hadir saat mapping lahan waktu ITDC masih LTDC dulu” lanjutnya.
Untuk masyarakat yang terpengaruh oleh oknum-oknum dari luar yang diiming – imingi mendapatkan banyak uang sampai menjual harta bendanya, Lalu Sungkul berpesan agar jangan lagi mau dipengaruhi dan dipecah belah dengan iming – iming akan mendapatkan untung besar, karena itu akan merugikan diri sendiri dan banyak pihak.
“Kasihan masyarakat di gunakan sebagai alat oleh oknum-oknum dari luar yang memanfaatkan mereka untuk kepentingan pribadi, kita jangan lagi mau dipecah belah, mari sama-sama kita jaga kondusifitas, kita apresiasi kinerja pemerintah, kepolisian dan stake holder lainnya yang sudah berjibaku agar acara ini sukses, karena ini adalah pesta kita bersama-sama, yang untung ya kita warga NTB karena akan semakin dikenal dunia dan banyak wisatawan yang datang dan perekonomian akan bangkit, jadi jangan coba-coba rusak pesta masyarakat dengan memasang spanduk, karena itu memalukan, bukan hanya lombok tapi juga indonesia, jika ada lagi yang seperti itu, maka saya akan saya tentang dan tidak segan-segan diusir dari tanah pujut” ujarnya tegas.