MATARAM – Event balap internasional World Superbike (WSBK) yang bakal dihelat di Sirkuit Mandalika 19-21 November 2021 membuat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat ini menjadi sorotan dunia.
Apalagi setelah Presiden Joko Widodo meresmikan Sirkuit Mandalika, pekan lalu. Euforia untuk gelaran seri penutup WSBK 2021 yang diperkirakan menyedot lebih dari 30 ribu penonton semakin terasa.
Namun, euforia Sirkuit Mandalika dan gelaran WSBK di sana, dinilai harus berbanding lurus dengan manfaat yang akan diterima masyarakat NTB. Terutama masyarakat di lingkar kawasan Mandalika.
Hal ini menjadi benang merah dalam diskusi publik bertema “WSBK di Depan Mata, NTB dapat Apa?”, yang diselenggarakan Pojok NTB bersama Himpunan Mahasiswa Nahdlathul Wathan (Himmah NW), Senin 15 November 2021, di Aston Inn Hotel, Kota Mataram.
Narasumber akademisi Dr Sirojul Hadi mengatakan, sirkuit Mandalika dan event WSBK menjadi stimulus untuk mengaktifkan event lainnya yang berhubungan dengan event ini.
Dalam hal ini, masyarakat dan kelompok pemuda bisa ambil bagian.
Hanya saja, menurut dia, untuk menangkap peluang ini masih diperlukan pengembangan kapasitas SDM lokal untuk menyambut peluang-peluang yang ada.
“Kita masih minim softskill. Jiwa transaksi dagang sudah ada sejak dini, namun bermasalah pada aspek komunikasi. Perlu edukasi dan pengembangan ke depan,” katanya.
Sirojul mengatakan, untuk keberlanjutan maka sebuah pembangunan yang baik harus partisipatif. Demikian juga di Mandalika, harus bisa melibatkan masyarakat terutama masyarakat lingkar kawasan.
“Apabila ada identifikasi terhadap skill dan peluang yang perlu dikembangkan, pemerintah bisa memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM-nya,” katanya.
Hal serupa disampaikan narasumber aktivis kepemudaan Karman BM.
Karman menilai, ada cukup banyak peluang sebagai side effect WSBK Mandalika yang bisa ditangkap di daerah.
“Ada turis yang banyak datang, ini banyak peluang yang bisa ditangkap,” katanya.
Ia mencontohkan, manfaat langsung dirasakan dari tingginya angka kunjungan antara lain bagi akomodasi perhotelan, jasa transportasi, dan usaha kuliner. Namun masih banyak yang bisa dikembangkan dan membutuhkan partisipasi masyarakat.
Karman mengatakan, trend berwisata saat ini tidak lagi sekadar menikmati keindahan alam, namun lebih kepada merasakan pengalaman di sebuah destinasi.
“Di sini masih banyak peluang yang bisa dikembangkan. Wisatawan butuh experience, dan kita busa suguhkan seni budaya kita. Ada berbagai sudut pandang peristiwa yang punya nilai jual, kita sediakan,” katanya.
Masyarakat lingkar kawasan, paparnya, juga bisa menyediakan tempat-tempat tongkrongan yang nyaman bagi para pengunjung.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta menanyakan manfaat kongkrit WSBK Mandalika bagi masyarakat NTB.
“Katanya ada keuntungan ekonomi, pariwisata dan promosi dari WSBK ini. Tapi keuntungan ini untuk siapa?. Apa wujud kongkrit keuntungan WSBK secara sosial, ekonomi, dan budaya untuk masyarakat kita?,” ujar mahasiswi, Aila Kurniawati.
Aila juga mengkhawatirkan, banyaknya wisatawan asing yang datang ke Lombok ke depan akan menjadi ancaman tergerusnya kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat.
Perwakilan wanita Pujut, Siti Jumilah juga menanyakan soal partisipasi masyarakat.
Menurut Jumilah, jika memang masyarakat lingkar kawasan kurang dalam hal kapasitas SDM, harusnya Pemda dan stakeholders terkait memberikan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan SDM.
Akademisi Dr Sirojul Hadi mengatakan, Pemerintah Daerah harusnya mulai membuat desain Peraturan Daerah. Hal ini dibutuhkan untuk menangkap peluang yang ada, memberikan akses partisipatif bagi masyarakat dan memproteksi masyarakat dari pengaruh budaya asing.
Moderator diskusi, Ahmad SH mengatakan, kesimpulan diskusi bahwa WSBK Mandalika bermanfaat bagi perekonomian dan promosi kepariwisataan di Indonesia.
Namun, multiplier effect WSBK Mandalika harus bisa dirasakan masyarakat NTB, terutama di lingkar kawasan Mandalika.
“Harus ada Perda yang mengatur hal ini ke depan. Untuk menangkap peluang dan memproteksi masyarakat dari pengaruh budaya luar,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pojok NTB, M Fihiruddin mengatakan, diskusi publik tersebut digelar dalam rangka memperingati hari Pahlawan Nasional.
Tema WSBK diangkat karena saat ini Sirkuit Mandalika sedang ramai dibicarakan publik dunia.
Ia mengapresiasi Pemprov NTB, Polda NTB, Korem 162 WB, dan semua pihak yang sudah mempersiapakan Sirkuit Mandalika dan event WSBK ini. Terutama dari sisi kegiatan persebaran vaksinasi yang sudah sangat masif dan berhasil, serta dari sisi keamanan.
“Kami mengapresiasi Pemda NTB, TNI dan Polri sudah sama-sama berjuang menjemput event WSBK di Mandalika Lombok,” katanya.
Namun, papar Fihir, multiplier efect WSBK Mandalika harus bisa dirasakan juga oleh masyarakat. Sebab itulah, diskusi publik digelar untuk menjadi masukan dan rekomendasi nantinya.
Kegiatan yang dirangkai dengan peringatan Hari Pahlawan tersebut dihadiri Kapolda NTB, Irjen Pol M Iqbal, Kabinda NTB, Wahyudi Adi Siswanto, Kadis PUPR NTB, Ir H Ridwan Syah, serta perwakilan para pihak terkait, tokoh masyarakat, tokoh adat, kelompok pemuda mahasiswa, aktivis, dan pegiat media massa.