Mataram – Beredarnya surat undangan berbayar dari BPPD Provinsi di media sosial membuat banyak pelaku wisata dan warganet mempertanyakan kredibilitas Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pasalnya undangan dengan kop surat BPPD yang ditujukan untuk Anggota Asosiasi Pariwisata untuk melakukan one day trip ke Tetebatu tersebut diminta untuk memberikan donasi sebesar Rp.150.000 per orang untuk transportasi dan makan siang.
“Sehubungan dengan persiapan menyambut event moto gp dan internasional event lainnya yang berpusat di Lombok, khususnya KEK mandalika, BPPD merasa perlu untuk menyiapkan kesiapan desa wisata diwilayah penyangga KEK Mandalika khususnya di Lombok timur dengan membangun sinergitas antar stakeholder pariwisata serta melink and match antara industry dan desa wisata melalui kegiatan one day trip asosiasi industry pariwisata ke desa wisata tetebatu dan sekitarnya (kembang kuning,loyok,pringgasela) yang akan dilaksanakan pada kamis,16 september 2021” isi dari undangan yang beredar tersebut.
Titik kumpul kemudian direncanakan di kantor BPPD NTB, di jalan puring belakang BI. Uniknya kegiatan yang mengatasnamakan BPPD dimana ditandatangani oleh Ketua BPPD NTB Akhmad Ashfary Garmono tersebut, meminta agar peserta undangan untuk berdonasi.
“Kegiatan ini bersifat partisipatif antar stakeholder sehingga diharapkan masing-masing peserta one day trip dapat memberikan donasi sebesar Rp.150.000 per/pax (transportasi dan makan siang). Donasi / dana dapat dikumpulkan di ketua masing-masing asosiasi paling lambat hari rabu 15 september 2021 jam 12.00 wita dan diserahkan ke BPPD” lanjutan dari surat undangan tersebut.
Pelaku wisata Rudy Lombok yang dimintai keterangannya merasa heran atas tingkah Ketua BPPD yang meminta donasi untuk kegiatan promosi pariwisata tersebut, pasalnya dana untuk promosi pariwisata yang digelontorkan cukup besar yakni senilai 1,6 miliar rupiah.
“Kalau benar tidak ada dana untuk promosi, ini membuat malu pemerintah dan sama artinya menampar diri sendiri untuk BPPD, orang-orang akan ragu terhadap GP dan Superbike ini, ragu untuk kesiapan NTB sebagai tuan rumah even besar nanti karena untuk hal sekecil ini saja (one day trip ke tetebatu) meminta donasi dari peserta atau asosiasi pariwisata,berarti tidak ada dana untuk promosi donk?“ ujarnya.
Tugas BPPD yang seharusnya membantu pemerintah mempromosikan pariwisata dan mengumpulkan orang-orang untuk melakukan promosi seharusnya tidak meminta donasi dari peserta yang notabene diundang untuk melakukan one day tur tersebut, BPPD juga harus lebih cerdas lagi dalam membuat ide untuk kepentingan pariwisata.
“Dana tersebut seperti kedok untuk keuntungan pribadi, donasi tersebut nyatanya diminta untuk ditransfer ke rekening travel, bukan ke BPPD, padahal mengatasnamakan BPPD, karena harusnya BPPD mengakomodir keperluan untuk kepentingan promosi pariwisata yang katanya sebagai penunjang untuk event motoGP maupun superbike” lanjut Rudy.
“Jadi orang-orang khususnya pelaku wisata tentunya pesimis, karena untuk promosi saja ternyata tidak ada dananya,apalagi untuk hal yang lebih besar, apalagi pelaku wisata sekarang ini sedang sekarat karena pandemi” pungkasnya.