LintasMandalikanews Mataram, – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) Prof H Zaenal Asikin ikut berbicara terkait figur Calon Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Mataram (Unram) kedepannya.
Menurut Prof Asikin, figur yang cocok menahkodai IKA Unram harus memiliki sejumlah kreteria. Di antaranya, mewadahi semua alumni, bersikap pembaharuan, mampu membawa nama baik Unram hingga memiliki jaringan yang cukup luas dari level daerah hingga bisa menembus pintu Istana Negara di Jakarta.
“Intinya, jangan sampai IKA Unram kepengurusannya kayak periode kepemimpinan sekarang ini. Jujur saya malu, masak IKA ini modelnya sama kayak IKA seperti 20 tahun lalu. Yakni, ya gini-gini saja tanpa adanya perubahan apapun yang bisa dibanggakan,” tegasnya pada wartawan, Selasa (25/5) di kediamannya.
Ia menyatakan, kritiknya itu dipicu, hingga kini kantor Sekretariat IKA Unram, justru tidak mampu di adakan oleh kepengurusan saat ini. Padahal, Unram memiliki banyak areal tanah yang bisa dipergunakan untuk menjadi lokasi berdirinya bangunan yang representatif untuk berkumpulnya para alumni di semua fakultas di Unram.
Prof Asikin menyebutkan, lahan di sepanjang Jalan Pendidikan di Kota Mataram, yang nota benanya adalah milik Rekorat Unram, sangat bisa dipergunakan untuk mendirikan bangunan tersebut.
Oleh karena itu, ia menegaskan, kemauan dan rencana kerja sesuai visi dan misi yang sudah dirumuskan dalam sebuah program kerja jelas tidak bisa diaplikasikan oleh para jajaran pengurus IKA Unram.
Padahal, di perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Yakni, UGM telah mampu membuat guest house sendiri dengan biaya para alumninya.
“Enggak sulit sekadar mencari uang Rp 200 juta untuk para alumni setiap bulannya. Ingat, para alumni Unram sudah tersebar diberbagai jenjang profesi. Mulai, ASN, Kepolisian, Kejaksaan, kepala daerah, politisi, pengusaha, akademisi hingga lawyer. Nah, jika itu diberdayakan, kan bisa bangunan Sekretariat IKA Unram itu diwujudkan dengan cepat,” kata dia.
“Saya aja yang hanya butuh dana Rp 500 juta untuk kepentingan kampus bisa saya lakukan. Itupun hanya dengan semalam pengumpulan ya. Makanya saya bilang aneh, kok enggak bisa melakukan donasi alumni itu,” sambung Prof Asikin.
Ia mengaku, kemauan dan langkah kerja kepengurusan IKA Unram di periode saat ini, guna mendorong dan membantu civitas akademiknya untuk bisa berkembang di level tertinggi juga tidak bisa dilakukan. Padahal, para tenaga dosen di Unram, justru sudah teruji kemampuan dan profesionalismenya selama ini.
Prof Asikin mencontohkan, temuan Prof Mulyanto. Salah satunya, alat rapid test Covid-19 sangat dipuji oleh Presiden Joko Widodo
Hanya saja, lanjut dia, keberpihakan para alumni IKA pada tenaga dosen pengajarnya sama sekali tidak ada untuk bisa menaikkan level Unram lebih tinggi.
“Wajarlah di status medsos, saya tulis kritikan ketidak mampuan melakukan lobi pengurus IKA Unram membantu Prof Mulyanto naik kelas. Ya, harusnya jika ada kepedulian, minimal beliau (Prof Mulyanto) bisa masuk sebagai staf ahli Presiden atau jabatan strategis lainnya,” ungkapnya.
Terkait kandidat calon ketua umum IKA Unram yang sudah mengambil pendaftaran. Menurut Asikin, ada empat figur potensial yang layak dikedepankan oleh para alumni yang memiliki hak suara di semua fakultas.
Mereka yakni H. Faurani (,Ketua Kadin NTB) Hj. Baiq Isvie Rupaedah (Ketua DPRD NTB), HL Winengan (Mantan Sekretaris PW NU NTB/Kadis Perkim Lobar) dan Andy Hadianto (Ketua KONI NTB,).
“Empat figur yang telah mendaftar itu sangat layak dengan jaringan mereka masing-masing akan bisa menjadi corong Unram ke dalam Istana Presiden. Jadi, keempatnya ini saya lihat sangat netral dan layak dipiih, karena memang terbaik kefigurannya. Kalau ketua sekarang, sebaiknya jangan dipilih lagi,” jelasnya.
“Semoga dari hasil Munas IV, akan lahir calon ketua yang hanya bermodalkan telpon dari rumahnya. Tapi perannya untuk mengawal program alumni, dan kampus bisa jalan dengan baik,” sambung Asikin
Dalam kesempatan itu, Ia menyayangkan sikap Ketua IKA Unram periode kali ini yang tidak mampu mendayagunakan peran alumninya di kepengurusannya. Apalagi pada era teknologi, 4.0.
“Jika sampai pengurusnya hanya berfikir 3.0. Itu namanya, kemunduran,” kata Prof Asikin.
Menyinggung ancaman Sirra Prayuna selaku Ketua IKA Unram yang mengancam akan melaporkannya ke aparat kepolisian jika tidak menghapus unggahannya terkait kata-kata mencari recehan dan pembela Ahok di sidang PN Jakarta. Sehingga, pihak rektorat sibuk melakukan klarifikasi ke publik terkait isu agama yang telah menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Prof Asikin menegaskan dirinya siap datang ke kantor kepolisian guna memenuhi undangan pemanggilan tersebut. Sebab, unggahannya di Facebook pribadinya yang memicu perdebatan tesebut, justru sama sekali tidak menyebutkan nama personalnya.
“Kan di status saya itu enggak pernah saya sebut nama si A maupun si B. Makanya, saya siap datang ke kepolisian jika serius dilaporkan. Jadi, kalau soal mencari recehan kan sudah jelas enggak ada siapapun yang miliarder di Unram, kecuali dua orang di NTB yakni Abah Farid dan Pak Awan,” tandas Prof Asikin.
Menyangkut masa periode kepengurusan IKA Unram kali ini, sejatinya meski belum melihat tata tertib Munas IV IKA Unram, maka kepengurusan Sirra Prayuna selaku Ketua Umum dan Cukup Wibowo selaku Sekretaris IKA Unram, sudah demisioner jika melihat waktu dan tanggalnya.
“Kalau sudah habis masa baktinya, kedudukannya jelas enggak sah. Disini para pemilik suara dan peserta Munas harus benar-benar melihat secara utuh aturan masa bhakti di periodisasi SK itu,” pungkas Prof Asikin.
Terpisah, di Grup WhatsApp IKA Unram Jalan Tengah, juru bicara Panitia Munas IV IKA Unram, Bambang Mei Firwanto menyatakan, tidak ada demisioner-demisioneran.Sebab, Munas Ika unram tetap jalan sesuai AD/ ART dan PO.
“Jadi, yang tidak setuju dan lain-lain, mending buat IKA tandingan saja,” celoteh Bambang dalam diskusi di grup tersebut. .
Musyawarah IV Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Mataram (Unram) bakal dihelat dalam hitungan hari. Forum yang memegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat pusat yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali ini akan digelar pada 28-30 Mei di Same Hotel, di Kota Mataram.