LintasMandalika.com Lombok Barat – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 lalu belum menunjukan tanda akan berakhir. Bahkan semakin memburuk karena ruangan isolasi untuk Covid-19 yang tersedia kian menipis khususnya lombok barat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kominfo Lombok Barat Ahad Legiarto 15/5/21 di Gerung Lombok Barat.
Menurut Ahad, dari data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan, Jumlah Tempat tidur untuk isolasi covid-19 yang tersedia di dua Rumah Sakit milik Pemerintah kabupaten Lombok Barat hanya 35%.
“Masyarakat dapat mengetahui informasi ketersediaan kamar dengan mengakses secara online, saat ini hanya tersedia 35% dari dua Rumah Sakit dilombok barat yang tersedia untuk ruang isolasi covid” jelasnya.
Ahad melanjutkan bahwa Sementara sisanya sudah digunakan oleh pasien covid-19 yang sedang menjalani isolasi dan perawatan sebanyak 65 %.
“Untuk wilayah Lombok Barat, Pemkab telah menyiapkan ruang isolasi di dua rumah sakit masing masing Rumah Sakit Awet Muda Narmada dan Rumah Sakit Patut Patuh Patju gerung sebagai pusat perawatan pasien covid-19” lanjutnya.
“Tempat tidur ruang isolasi Covid-19 dengan Tekanan negatif di dua rumah sakit tersebut disiapkan Sebanyak 20 Tempat tidur sementara yang terpakai sebanyak 13 Tempat Tidur dan yang tersedia sebanyak 7 kamar” Ujar Ahad.
Lebih lanjut Mantan kepala bidang Cipta Karya dinas Pekerjaan Umum Lombok Barat menambahkan bahwa untuk tempat tidur ruang isolasi Covid-19 tanpa Tekanan negatif yang tersedia sebanyak 47 tempat tidur sementata yang terpakai sebanyak 29 tempat tidur dan yang belum terpakai sebanyak 18 tempat tidur.
Hal ini tentu menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat agar masyarakat yang terpapar covid-19 dapat dirawat dengan baik dan maksimal.
“Ketersediaan tempat tidur untuk isolasi pasien covid-19 ini cukup minim sehingga Pemerintah Daerah melakukan berbagai upaya untuk menekan dan mencegah terjadinya penularan covid-19 ini” ujar Ahad.
Dalam kesempatan ini juga Ahad mengatakan bahwa Pemerintah Daerah tentu memiliki pertimbangan matang dalam mengambil keputusan untuk menutup Tempat Wisata selama musim libur lebaran.
“Hal ini tentu telah dikoordinasikan juga dengan berbagai pihak seperti kepolisian dan TNI serta semua pihak terkait. Salah satu yang menjadi kekhawatiran dari Pemda dan Forkompinda adalah terjadinya penumpukan atau kurumunan di lokasi wisata saat musim libur lebaran” jelasnya.
Selain itu yang juga menjadi antisipasi Pemkab dan aparat keamanan adalah potensi kerumunan yang dapat muncul saat lebaran Ketupat. Hal ini mengingat tradisi lebaran ketupat yang dilaksanakan sepekan setelah idul fitri biasanya dilakukan oleh masyarakat Lombok dengan berlibur ke tempat wisata seperti pantai senggigi, cemare dan pantai lainnya di wilayah Lombok Barat.
Menurut Ahad Pemkab sangat khawatir dengan hal ini karena berpotensi menimbulkan kerumunan warga di lokasi wisata yang rawan menyebabkan penularan covid-19.
“Hal ini tentu menjadi perhatian Pemkab dan semua pihak agar tidak muncul klaster baru. Pemkab tentu khawatir dan mengantisipasi hal ini agar tidak menimbulkan klaster baru di Lombok Barat” lanjutnya.
Kepala Dinas Kominfo ini mengatakan bahwa hingga tanggal 15 mei 2021 ini jumlah pasien covid-19 di Lombok Barat sebanyak 1504 pasien dengan rincian yang telah sembuh sebanyak 1323 orang, masih dalam isolasi 84 orang dan meninggal dunia sebanyak 93 orang.
Ahad juga mengatakan dari data tersebut Pemkab Lombok Barat tentu mengambil langkah antisipasi untuk mencegah penularan virus corona tersebut. Menurutnya salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk mencegah penularan covid-19 di Lombok Barat adalah dengan menutup tempat wisata di Lombok Barat selama libur lebaran.
“Dengan kondisi tempat tidur di ruang isolasi covid19 yang cukup minim ini Pemerintah Daerah mengambil kebijakan menutup tempat wisata selama libur lebaran sehingga potensi penularan dapat ditekan atau dihentikan” ujarnya.
Ahad menambahkan Pemkab Lombok Barat berharap agar masyarakat dapat memahami hal ini secara bijak dan sabar. Sebab dalam kondisi ini tentu akan sangat memberatkan masyarakat namun untuk mencegah penularan covid-19 hal ini harus dilakukan.
“Sebab jumlah pasien covid19 yang meninggal dunia cukup tinggi mencapai 97 orang dari 1504 pasien yang terpapar corona. Selain itu juga langkah ini juga diambil karena jumlah tempat tidur di ruang isolasi hampir penuh dengan pasien covid-19” tutupnya.